Smartfren Siap Uji Jaringan 5G di Indonesia


Smartfren Siap Uji Jaringan 5G di Indonesia – Meski di Indonesia penerapannya masih terbilang jauh, tapi sejumlah operator seluler Tanah Air mulai melakukan uji coba teknologi untuk mendukung 5G, salah satunya Smartfren. Smartfren menjadi salah satu operator telekomunikasi yang siap menyambut datangnya era internet mobile 5G. Bahkan, operator mengaku siap menguji jaringan telekomunikasi masa depan itu khusus costumer experience. Smartfren telah bersiap untuk menyambut kehadiran jaringan generasi selanjutnya 5G yang telah di depan mata. Perusahaan telekomunikasi tersebut melakukan simulasi dari penerapan teknologi 5G di Surabaya, Jawa Timur.

Deputy CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, mengatakan bahwa consumer experience 5G itu akan dibuka di Galeri Smartfren di Sabang, Jakarta Pusat. Di sana, seluruh pengunjung bisa menjajal teknologi 5G dan memahami pemanfaatannya. slot indonesia

Smartfren Siap Uji Jaringan 5G di Indonesia

Keseriusan Smartfren dalam menyambut datangnya jaringan 5G terlihat dari berbagai persiapan yang mereka lakukan. Salah satunya pemasangan small cell di sejumlah daerah di Jawa Timur. https://www.mrchensjackson.com/

Djoko mengatakan, pengunjung bisa mencicipi teknologi 5G milik Smartfren itu mulai Januari 2020. Kecepatan jaringan 5G Smartfren diklaim bisa mencapai 1,6 terabyte per detik (Tbps).

“Kalau ke sana mau coba silakan. Canggihnya bagaimana, sih? Kan, nanti bisa sampai 1,6 Tbps kecepatannya. Speed-nya tinggi banget. Nanti ada HP yang bisa dicoba dan aplikasi-aplikasi apa saja yang bisa digunakan supaya dapat experience yang beda gitu,” ujar Djoko di sela acara Maximize Your iPhone 11 with Smartfren eSIM di Jakarta, Senin (9/12).

Djoko menekankan bahwa teknologi 5G hingga saat ini masih sebatas uji coba internal saja, dan belum bisa dikomersialkan karena masih terhalang aturan dari pemerintah. Pemerintah sendiri hingga saat ini masih belum menetapkan aturan yang jelas untuk teknologi 5G.

Smartfren Siap Uji Jaringan 5G di Indonesia

Ia juga enggan menyebut pengujian 5G ini akan dilakukan di pita frekuensi berapa.

“Tapi itu buat tes sendiri aja, belum bisa di komersilkan. Hanya di sekitar Sabang di galeri kami. Lagi pula pemerintah belum menentukan frekuensi mana dan alokasinya berapa. Itu yang belum ditetapkan,” tegas Djoko.

Sebelumnya, Smartfren sudah pernah pernah melakukan uji coba 5G pertamanya dengan perusahaan telekomunikasi asal China, ZTE, pada awal 2019. Perusahaan juga pernah melakukan uji coba 5G untuk industri di Marunda Refinery PT Smart, Bekasi, pada Agustus lalu.

Tujuan Smartfren melakukan uji coba ini adalah untuk mendukung serta menunjukkan kesiapan dari sisi teknologi demi menyambut industri 4.0.

Dalam uji coba itu, Smartfren menerapkan satu sistem dan juga infrastruktur yang mengambil salah satu prinsip dari teknologi 5G, yaitu kepadatan jumlah penerima dan juga pemancar.

Menurut Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Special Project Smartfren, salah satu contoh penerapan infrastruktur dan juga teknologi baru yang diterapkan Smartfren adalah dengan meletakkan antena lebih dekat ke tanah dengan menggunakan BTS (Base Transceiver Station) mini atau Small Cell, untuk mentransmisikan apa yang disebut sebagai “gelombang milimeter”, dan juga menambah jumlah pemancar serta penerima yang lebih besar.

“Ini akan memungkinkan kepadatan penggunaan yang lebih tinggi, salah satu prinsip teknologi 5G inilah yang sudah kami exercise dan terapkan sekarang. Memang saat ini prinsip teknologi ini kami gunakan untuk mengurai kepadatan dan juga mengoptimalkan layanan kepada para pelanggan,” ujar Munir, dalam acara Smartfren Media Experience di Surabaya, Kamis (24/10).

Selain teknologi dan juga prinsip di atas, sejak 2017 lalu, Smartfren juga telah menerapkan beberapa teknologi yang menjadi salah satu pendukung dari penerapan teknologi 5G, seperti Massive MIMO Base Stations dan Multi-Antenna Space Division Multiple Access (SDMA).

Menurut Munir, saat ini teknologi 5G sendiri diprediksi akan dimanfaatkan terutama untuk kepentingan industri, dan belum menjadi suatu teknologi yang akan menggantikan konektivitas 4G.

Sementara untuk kebutuhan end-user yang memakai handset atau perangkat mobile, masih akan menggunakan 4G. Dengan kata lain, 5G nantinya masih akan fokus pada pasar tertentu. Terlebih, perangkat mobile yang mendukung 5G saat ini masih terbatas.

“5G nantinya bukan hanya sebagai suksesor 4G, kenapa demikian? Karena 5G punya spesifikasi tersendiri untuk pasar yang sangat fokus, seperti industri, mobil, entertainment, yang membutuhkan kapasitas bandwidth yang besar, jadi jangan terpikir 5G akan menggantikan 4G, tapi pelengkap, akan berbarengan,” ujarnya.

VP Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo, mengaku telah memasang sedikitnya 306 small cell yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur.

“Untuk Jawa Timur, kita alokasikan 306 small cell. Khusus di Surabaya ini paling banyak, bisa kita lihat jumlahnya mencapai 273. Daerah lainnya ada di Bojonegoro 4, Gresik 14, dan Sidoarjo 15,” ujar Munir, saat memaparkan presentasinya dalam acara Smartfren Media Experience, di Hotel Plataran Bromo, Jawa Timur, Kamis (24/10).

Munir mengaku, ada banyak keuntungan dari BTS (Base Transceiver Station) small cell ketimbang memakai macro BTS. Salah satunya adalah selain mengurangi risiko terjadinya blank spot, small cell juga dilengkapi dengan baterai cadangan.

“Keunggulan small cell ini adalah simpel. Small cell ini dilengkapi dengan baterai sebagai backup, jadi kalau mati lampu ini masih bisa nyala. Baterai ini bisa bertahan 6 sampai 8 jam,” ujar Munir.

Small cell sendiri merupakan BTS dalam bentuk mini yang dipergunakan untuk menaungi area geografis yang lebih kecil. Small cell menjadi salah satu syarat untuk membangun 5G, yang berguna untuk mentransmisikan apa yang disebut sebagai “gelombang milimeter”. Satu BTS small cell mampu memancarkan jaringan 1 hingga 2 kilometer, lebih kecil ketimbang macro BTS. Kendati begitu, dengan menggunakan small cell, menurut Munir, kecepatan data yang didapat jauh lebih optimal.

“Kenapa kita set 1 kilometer? Logikanya begini saja, jika kami set BTS ini 3 km, maka orang yang akan memakai BTS otomatis akan sangat banyak. Tapi, kalau kita set BTS ini 1 km, maka orang yang akan memakainya lebih sedikit. Maka kecepatannya juga akan lebih bagus. Orang pada saat menggunakan 5G tidak ingin quality-nya rendah,” papar Munir.

Meski Smartfren telah mempersiapkan hampir seluruh teknologi yang dibutuhkan untuk membangun 5G, seperti carrier aggregation, small cell, MiMo, QAM, beam forming, dan full deplex, namun hingga saat ini pemanfaatannya masih dipergunakan untuk 4G. Smartfren masih menunggu pita frekuensi millimeter wave 26 GHz-28 GHz yang tengah digodok oleh pemerintah untuk 5G.

Nantinya, Smartfren berencana akan melakukan konfigurasi ulang software di masing-masing small cell ketika jaringan 5G telah siap diterapkan di Indonesia.

Saat ditanya berapa jumlah small cell yang telah terpasang di Indonesia, Munir tidak merinci, dia hanya menjawab ada ribuan small cell yang telah tersebar di pulau Sumatra dan Jawa. Ke depannya, Smartfren berencana akan memasang small cell di calon ibu kota Indonesia di Kalimantan. 

Regina Rodriquez

Back to top